Directed by Tony Scott
Produced by Gary Barber, Harvey Weinstein, Bob Weinstein, Samuel Hadida, James G. Robinson
Written by Quentin Tarantino
Starring: Christian Slater, Patricia Arquette, Brad Pitt, Christopher Walken, Dennis Hopper, Gary Oldman, Chris Penn, Tom Sizemore, Michael Rapaport, Samuel L. Jackson, Bronson Pinchot, James Gandolfini, Val Kilmer
True Romance adalah film yang ditulis skenarionya oleh Quentin Tarantino dan disutradarai oleh Tony Scott.
Film ini dibintangi Christian Slater dan Patricia Arquette dengan ensemble cast yang (sekali lagi) luar biasa, yaitu; Brad Pitt, Christopher Walken, Dennis Hopper, Gary Oldman, Chris Penn, Tom Sizemore, Michael Rapaport, Samuel L. Jackson, Bronson Pinchot, James Gandolfini. Val Kilmer juga termasuk dalan jajaran cast, walaupun dia tidak terlihat jelas di film ini (kecuali dalam siluet) sebagai suara-batin dari clarence (slater), dia berperan sebagai Elvis Presley.
True Romance merupakan terobosan bagi Tarantino. ini adalah skenario pertama untuk sebuah film besar. Dia berharap untuk menyutradai film sendiri sendiri, tetapi pihak studio akhirnya menunjuk Tony Scott sebagai sutradara.
Bermula dari Clarence, seorang pegawai toko buku komik dan penggemar film kung-fu, yang pada suatu malam diulang tahunnya di suatu bioskop bertemu dgn Alabama (Patricia Arquette), seorang gadis yang ternyata seorang gadis panggilan yang dibayar oleh boss Clarence sebagai hadiah ulang tahunnya. Mereka jatuh cinta dan menikah keesokan harinya. Semuanya baik-baik sampai Clarence (dipengaruhi oleh sosok batin Elvis Presley) menemui Drexel (Gary Oldman) germo dari Alabama untuk bermaksud melepaskan dia dari Jeratan Dexel. Disini konfrontasi yang terjadi Drextel terbunuh, lalu Clarence mengambil sebuah koper yang disangkanya adalah barang2 pribadi alabama, ternyata koper tersebut penuh dengan kokain. Dan seterusnya mereka dikejar oleh sejumlah pembunuh bayaran yg disewa bos Drexel's (salah satunya dimainkan oleh James Gandolfini).
Tarantino membuat dialog2 di film ini diluar kebiasaan trend film pada saat itu (selanjutnya menjadi trade mark film2 quentin), Chemistry antara Arquette dan Slater berkembang secara alami. Salah satu adegan yang paling menawan adalah dialog antara Dennis Hopper dan Christopher Walken. Dialog yang unik juga terjadi antara Slater dan Kilmer.
Film berakhir dengan sekelompok orang bersenjata lengkap saling bentrok di suatu kamar hotel oleh berbagai kubu; Polisi, Drug dealer (suruhan bos dari Drexel) dan sutradara film hollywood (yang akan membeli kokain itu). Namun, adegan itu menjadi puitis di bawah arahan Tony Scott. Musik latar klasik, gerak lambat yang digunakan secara efektif, dan bulu yang beterbangan dari sofa hancur diterjang peluru, seolah-olah mereka masing2 berjuang dalam keadaan mimpi.
Secara keseluruhan film ini sangat solid dengan plot yang kuat, pengembangan karakter yang sangat baik, dan semuanya mengeluarkan kemampuan akting yang luar biasa. Film ini memilih akhir yang Happy Ending, sangat bertentangan dengan gaya Tarantino yang biasanya cukup gelap (mungkin atas permintaan pihak studio) :)
Sudah cukup lama Laser Disc ini saya beli, tepatnya saya beli di toko distributor film lokal di gedung Hero di jalan barito jakarta, tokonya sudah lama tutup, apalagi gedungnya, sewaktu saya menulis review ini gedungnya sedang dirobohkan untuk direnovasi baru.
Beberapa quote dari film ini:
Clarence Worley: Well, hello, Mrs. Worley.
Alabama: How do you do, Mr. Worley?
Clarence Worley: Top o' the mornin', Mrs. Worley.
Alabama: Bottom of the ninth, Mr. Worley. By the way, have you seen your lovely little wife today?
Clarence Worley: Are you speaking of my beautiful, charming, sexy wife, Mrs. Alabama Worley?
Alabama: Why, are there any others, Mr. Worley?
Clarence Worley: No, none for me.
Marty: He's askin' about Alabama.
Drexl: Where the fuck is that bitch?
Clarence: She's with me.
Drexl: Who the fuck are you?
Clarence: I'm her husband.
Drexl: [Laughs] Well, that makes us practically related.
Clarence Worley: You're a whore ?
Alabama: I'm not a whore. I'm a call-girl. There's a difference, you know ?
Alabama: Amid the chaos that day, when all I could hear was the thunder of gunshots and all I could smell was the violence in the air, I look back and I’m amazed that my thoughts were so clear and true. That three words went through my mind endlessly repeating themselves like a broken record: “You’re so cool,” “You’re so cool,” “You’re so cool.” And sometimes Clarence asks me what I would’ve done if he had died, if that bullet had been two inches more to the left. To this I always smile as if I’m not going to satisfy him with a response. But, I always do. I tell him of how I would want to die. That the anguish and the want of death would fade like the stars at dawn and that things would be as much as they are now, perhaps. Except maybe I wouldn’t have named our son, Elvis.